Jumat, 30 November 2012

PERSAHABATAN

...
Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang
memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku
sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku
untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke
lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan
sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya
dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”,
“Iya tapi cepat ya” pintanya.
Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan
yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.“Wah dingin
ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah
kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata
sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau
ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males
ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang
disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu
disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu
aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang
yang sedang bermain basket.“Ano!” seseorang teriak
memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang
memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku
dengan tersenyum manis.
Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku
baru ingat. “Bella?” tanya dalam hati penuh keheranan.
Bella adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah
tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu.
Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang
tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?”
tanyanya padaku. “Bella kan?” tanyaku padanya. “Yupz!”
jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol
tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan. “Van! Sini”
panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket.
“Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas. “Ada yang
dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Bella!” jawabku
dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik.
“Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu
seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan
Bella.
Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai
dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya.
“Bela?” tanyanya sedikit kaget melihat Bella yang sedikit
berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama
aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau
ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang
sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau
jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong
sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas. “Ya kangen dong
kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang
manis.
Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami
berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami
sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang
kira-kira masih berumur 4 tahun. “Bell, ini siapa?”
tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.”
jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”.
“Dasar pikun!” ejek Ivan padaku. “Emangnya kamu inget
tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!” jawabnya malu.
“Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada
ribut terus.” Bella keluar dari rumah membawa
minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke
mall nggak?” tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku
jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir
panjang. “Ye kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau
aku yang ajak susah banget.” ejek Ivan padaku. “Maaf
banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.”
jawabnya kepada Bella. “Oh gitu ya! Ya udah no nanti
kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku. “Ok
deh!” jawabku cepat.
Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar
bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku
langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai
dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam
ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh
ano sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap.” kata beliau
ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam
rumah.
Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena
aku memang sering main kerumah Bella. “Bella ini Ano
udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella. “Iya ma
bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai
siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona
melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.
Setelah pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung
berangkat. Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari
Bella. “Ano kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada
yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!”
jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami
naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang
diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang
yang diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk
langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Bella aku
disuruh mampir oleh tante Vivi. “Ayo Ano mampir dulu
pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku. “Ya tante.”
jawabku pada tante Vivi.Setelah waktu kurasa sudah
malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku
langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku
ganti baju aku makan malam. “Kemana aja tadi sama
Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku
sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung
menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus
memikirkan Bella.
Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh
aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku
dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap
kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus
kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah
Bella. Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat.
Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada
Bella.“Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi
pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita
masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan
kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-
kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella
dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit
kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat
seperti Bella. Aku berharap persahabatan kami terus
berjalan hingga nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar